Pidato bersejarah Khalifah di depan Parlemen Eropa di Copenhagen, Denmark. |
Hadhrat Mirza MasroorAhmad, khalifah Islam Ahmadiyah, mengirimkan surat berisi seruan dan peringatan akan bahaya perang dunia kepada para pemimpin negara-negara besar di dunia menyusul krisis ekonomi yang terjadi secara global akibat pandemi covid-19 yang tengah melanda dunia saat ini.
Dilansir oleh
situs resmi jemaah Ahmadiyah Indonesia, Ahmadiyah.id, surat-surat
bersejarah tersebut telah dikirimkan selama bulan Juni 2020 kepada
para pemimpin dari 14 negara – Australia, Kanada, Cina, Perancis, Jerman,
Ghana, India, Israel, Jepang, Nigeria, Rusia, Sierra Leone, Inggris dan Amerika
Serikat. Surat-surat itu juga dikirim kepada Paus Francis dan Sekretaris Jendral
PBB, Antonio Guterres.
Dahsyatnya gempuran
pandemi covid-19 setahun belakangan ini telah menggoncangkan pondasi perekonomian
berbagai negara di dunia. Negara-negara maju dan berkembang yang selama ini
menikmati kenyamanan hidup dalam kondisi ekonomi yang stabil, kali ini mulai
goyah dan jatuh dalam krisis ekonomi. Ancaman krisis ekonomi pasca pandemi
memang sudah diramalkan sejak awal. Namun meski sudah tau akan terjadi, banyak
negara seolah tidak berdaya untuk mengantisipasinya dan hanya pasrah menunggu
terjadi.
Khalifah menyatakan bahwa virus corona telah mengekspos ringkihnya bangsa-bangsa dan umat manusia. Beliau juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dampak pandemi dan cara bagaimana dunia lumpuh adalah sesuai dengan Kehendak Allah Ta’ala, dan hal itu harus disadari sebagai bentuk peringatan keras bagi manusia untuk memperbaiki diri dan menyingkirkan segala bentuk ketidakadilan.
Dalam surat
tersebut, khalifah menulis bahwa dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19 ini
telah memperburuk dan menambah kesengsaraan dan selanjutnya akan dengan mudah
merusak perdamaian dan keamanan dunia. Wallhasil, para pemimpin harus
menjunjung standar tinggi keadilan di tingkat nasional dan internasional dan
memberikan teladan yang baik dan positif bagi warganya.
Dalam surat
beliau kepada Sekjen PBB, khalifah memintanya untuk memanfaatkan lembaganya
untuk mempersatukan bangsa-bangsa.
Hazrat Mirza
Masroor Ahmad mengatakan:
Menurut pandangan saya, cara utama PBB dalam memenuhi tujuan pendiriannya adalah dengan mempersatukan semua bangsa di dunia dalam satu wadah, di mana setiap negara diperlakukan sama dan tanpa prasangka, bukannya tunduk pada suatu kekuatan dan keinginan dari kekuasaan negara yang dominan.
Dalam suratnya kepada
Paus Fransiskus, khalifah menyampaikan pesan dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah,
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) bahwa saat ini, lebih dari sebelumnya, penting
bagi para pemimpin agama untuk berusaha menumbuhkan semangat toleransi dan
saling menghormati antar agama di dunia.
Hadhrat Mirza
Masroor Ahmad, dalam beberapa tahun belakangan ini sangat gencar menganjurkan
perdamaian dunia. Berbagai pidato dan ceramah beliau di hadapan para pemimpin negara,
para anggota parlemen serta tokoh-tokoh penting pemerintahan dari berbagai
negara Eropa dan Amerika telah dibukukan dan diterbitkan dalam judul “World
Crisis and the Pathway to Peace” yang dapat diunduh versi digitalnya via www.alislam.org. Sedangkan versi digital
berbahasa Indonesia berjudul “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian” yang
dapat diunduh secara bebas via Ahmadiyah.id.
Selain itu melalui
arahan beliau, komunitas Ahmadiyah secara rutin mengadakan Peace Symposium atau
Simposium Perdamaian yang mempertemukan tokoh-tokoh berbagai agama dan
komunitas yang beragam dari berbagai negara di dunia demi menumbuhkan harmoni
dan kedamaian dalam masyarakat dunia yang berbeda-beda agama dan keyakinan. Dalam
acara tersebut diberikan pula penghargaan Ahmadiyya Muslim Prize bagi
tokoh-tokoh yang dianggap telah berjasa membawa kemajuan demi terciptanya
perdamaian yang hakiki.
Hadhrat Mirza
Masroor Ahmad adalah khalifah yang kelima dalam jamaah islam Ahmadiyah. Beliau merupakan
pemimpin muslim internasional yang diakui dunia saat. Disaat dunia islam sangat
memerlukan sosok pemimpin yang dapat mempersatukan kekuatan umat, kehadiran
beliau pada dasarnya merupakan jawaban yang sangat tepat. Namun sangat
disayangkan, hingga saat ini justru mayoritas muslim masih memiliki faham yang
keliru atas beberapa keyakinan dari komunitas ini. Berbagai upaya dialog dari
masa ke masa telah diupayakan. Akan tetapi keadaan ini belum juga membaik
hingga kini. Di Pakistan bahkan berbagai kasus kekerasan hingga penghilangan
nyawa atas anggota komunitas Ahmadiyah masih berlangsung hingga saat ini.