Sabtu, 30 Januari 2021

Seruan Khalifah untuk Keselamatan Dunia di Tengah Pandemi

Pidato bersejarah Khalifah di depan Parlemen Eropa di Copenhagen, Denmark.

Hadhrat Mirza MasroorAhmad, khalifah Islam Ahmadiyah, mengirimkan surat berisi seruan dan peringatan akan bahaya perang dunia kepada para pemimpin negara-negara besar di dunia menyusul krisis ekonomi yang terjadi secara global akibat pandemi covid-19 yang tengah melanda dunia saat ini.

Dilansir oleh situs resmi jemaah Ahmadiyah Indonesia, Ahmadiyah.id, surat-surat bersejarah tersebut telah dikirimkan selama bulan Juni 2020 kepada para pemimpin dari 14 negara – Australia, Kanada, Cina, Perancis, Jerman, Ghana, India, Israel, Jepang, Nigeria, Rusia, Sierra Leone, Inggris dan Amerika Serikat. Surat-surat itu juga dikirim kepada Paus Francis dan Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres.

Dahsyatnya gempuran pandemi covid-19 setahun belakangan ini telah menggoncangkan pondasi perekonomian berbagai negara di dunia. Negara-negara maju dan berkembang yang selama ini menikmati kenyamanan hidup dalam kondisi ekonomi yang stabil, kali ini mulai goyah dan jatuh dalam krisis ekonomi. Ancaman krisis ekonomi pasca pandemi memang sudah diramalkan sejak awal. Namun meski sudah tau akan terjadi, banyak negara seolah tidak berdaya untuk mengantisipasinya dan hanya pasrah menunggu terjadi.

Khalifah menyatakan bahwa virus corona telah mengekspos ringkihnya bangsa-bangsa dan umat manusia. Beliau juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dampak pandemi dan cara bagaimana dunia lumpuh adalah sesuai dengan Kehendak Allah Ta’ala, dan hal itu harus disadari sebagai bentuk peringatan keras bagi manusia untuk memperbaiki diri dan menyingkirkan segala bentuk ketidakadilan.

Dalam surat tersebut, khalifah menulis bahwa dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19 ini telah memperburuk dan menambah kesengsaraan dan selanjutnya akan dengan mudah merusak perdamaian dan keamanan dunia. Wallhasil, para pemimpin harus menjunjung standar tinggi keadilan di tingkat nasional dan internasional dan memberikan teladan yang baik dan positif bagi warganya.

Dalam surat beliau kepada Sekjen PBB, khalifah memintanya untuk memanfaatkan lembaganya untuk mempersatukan bangsa-bangsa.

Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:

Menurut pandangan saya, cara utama PBB dalam memenuhi tujuan pendiriannya adalah dengan mempersatukan semua bangsa di dunia dalam satu wadah, di mana setiap negara diperlakukan sama dan tanpa prasangka, bukannya tunduk pada suatu kekuatan dan keinginan dari kekuasaan negara yang dominan.

Dalam suratnya kepada Paus Fransiskus, khalifah menyampaikan pesan dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad (as) bahwa saat ini, lebih dari sebelumnya, penting bagi para pemimpin agama untuk berusaha menumbuhkan semangat toleransi dan saling menghormati antar agama di dunia.

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, dalam beberapa tahun belakangan ini sangat gencar menganjurkan perdamaian dunia. Berbagai pidato dan ceramah beliau di hadapan para pemimpin negara, para anggota parlemen serta tokoh-tokoh penting pemerintahan dari berbagai negara Eropa dan Amerika telah dibukukan dan diterbitkan dalam judul “World Crisis and the Pathway to Peace” yang dapat diunduh versi digitalnya via www.alislam.org. Sedangkan versi digital berbahasa Indonesia berjudul “Krisis Dunia dan Jalan Menuju Perdamaian” yang dapat diunduh secara bebas via Ahmadiyah.id.

Selain itu melalui arahan beliau, komunitas Ahmadiyah secara rutin mengadakan Peace Symposium atau Simposium Perdamaian yang mempertemukan tokoh-tokoh berbagai agama dan komunitas yang beragam dari berbagai negara di dunia demi menumbuhkan harmoni dan kedamaian dalam masyarakat dunia yang berbeda-beda agama dan keyakinan. Dalam acara tersebut diberikan pula penghargaan Ahmadiyya Muslim Prize bagi tokoh-tokoh yang dianggap telah berjasa membawa kemajuan demi terciptanya perdamaian yang hakiki.

Hadhrat Mirza Masroor Ahmad adalah khalifah yang kelima dalam jamaah islam Ahmadiyah. Beliau merupakan pemimpin muslim internasional yang diakui dunia saat. Disaat dunia islam sangat memerlukan sosok pemimpin yang dapat mempersatukan kekuatan umat, kehadiran beliau pada dasarnya merupakan jawaban yang sangat tepat. Namun sangat disayangkan, hingga saat ini justru mayoritas muslim masih memiliki faham yang keliru atas beberapa keyakinan dari komunitas ini. Berbagai upaya dialog dari masa ke masa telah diupayakan. Akan tetapi keadaan ini belum juga membaik hingga kini. Di Pakistan bahkan berbagai kasus kekerasan hingga penghilangan nyawa atas anggota komunitas Ahmadiyah masih berlangsung hingga saat ini.