Selasa, 22 Juli 2008

Analisa Kritis Atas Insiden Monas

INSIDEN MONAS, 1 JUNI 2008:

MENCERMATI ALIBI YANG DIPAKAI FRONT PEMBELA ISLAM (FPI)
UNTUK MEMBENARKAN TINDAKAN ANARKISNYA TERHADAP
ALIANSI KEBANGSAAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN
( AKKBB )

Dianalisa oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Pemerhati Sejarah Agama-agama (History of Religions) dan Bahasa-bahasa Kuno (Philology)


SEKILAS PENDAHULUAN

Insiden yang terjadi di Monumen Nasional (selanjutnya disebut: Insiden Monas, Jakarta) pada 1 Juni 2008 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila masih menyisakan misteri. Berbagai spekulasi dimunculkan untuk menyibak hakikat dibalik peristiwa yang telah menjadi sorotan masyarakat, di dalam dan luar negeri, selama dua minggu lebih ini. Benarkah peristiwa anarkis yang telah menodai Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini terjadi secara spontan akibat terpengaruh oleh suatu provokasi? Ataukah ini merupakan suatu peristiwa yang telah direkayasa jauh-jauh hari sebelumnya? Lalu, siapa aktor intelektual di belakang terjadinya insiden Monas berdarah tersebut?



Menurut alasan (alibi) yang dikemukakan oleh Ketua Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dalam keterangan jumpa pressnya menyebutkan, bahwa terjadinya insiden Monas tersebut dipicu oleh setidaknya 3 (tiga) hal, yaitu: (1) adanya hujatan dari kelompok AKKBB yang dalam orasinya menyebut bahwa FPI adalah "Laskar Kafir" atau "Laskar Setan", (2) adanya provokasi yang dilakukan oleh salah satu anggota AKKBB yang mengacungkan pistol dan mengancam akan menembak anggota FPI, dan (3) bahwa aksi damai itu untuk menolak dikeluarkannya SKB 3 Menteri tentang Jemaat Ahmadiyah.


Sedangkan menurut AKKBB, peristiwa itu terjadi begitu mendadak pada saat massa AKKBB baru 10 menit berkumpul di lapangan Monas sehingga tidak ada orasi apapun apalagi hujatan terhadap FPI. Menurut mereka, saat itu AKKBB baru mengumpulkan massa untuk bersiap-siap bergerak menuju ke Bundaran Hotel Indonesia (HI), sebab Monas hanyalah sebagai tempat berkumpul (start) saja. Mengenai pria bersenjata pistol, AKKBB juga mengatakan tidak tahu-menahu, apakah pria itu anggota AKKBB atau bukan. AKKBB juga menolak bahwa aksi damai itu untuk mendukung Jemaat Ahmadiyah dalam bentuk menolak dikeluarkannya SKB 3 Menteri, sebab aksi damai itu adalah murni dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, 1 Juni 2008.


Mengenai siapa yang benar dan salah dalam insiden Monas tersebut, itu adalah wewenang pengadilan yang akan memutuskan. Yang jelas, kemudian polisi menangkap sedikitnya 11 anggota FPI termasuk ketuanya, Habib Rizieq Shihab karena diduga "terlibat" dalam penyerangan FPI terhadap AKKBB di Monas. Ketua Komando Laskar Islam (KLI) yang juga sempat buron (DPO) dengan tuntutan utama pembubaran Ahmadiyah, akhirnya menyerahkan diri setelah dikeluarkannya SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah. Sedangkan 10 orang anggota FPI lainnya dinyatakan masih buron.



KONTRADIKSI ALIBI DAN SURAT HIMBAUAN FPI PUSAT

Masyarakat kemudian dikejutkan dengan foto yang memperlihatkan Ketua Komando Laskar Islam (KLI), Munarman, SH sedang mencekik seseorang yang diduga anggota AKKBB. Foto ini dilansir oleh Koran TEMPO dan AKKBB untuk memperlihatkan bukti kesalahan FPI. Namun, justru dengan adanya foto ini membuat FPI merasa berada di atas angin. Dengan segera FPI memberikan bantahan, bahwa orang yang dicekik oleh Ketua Komando Laskar Islam itu bukanlah anggota AKKBB melainkan anggota FPI. Dan, itu bukanlah penganiayaan melainkan upaya mantan Ketua YLBHI Jakarta itu untuk mencegah anggota FPI yang bernama Ucok Nasrullah tersebut melakukan penganiayaan terhadap massa AKKBB.


Dalam bantahan itu juga disampaikan, bahwa sebelum insiden itu terjadi, ada dua anggota FPI yang disusupkan ke massa AKKB. Bahkan FPI menyiarkan juga kesaksian seseorang yang mengaku ikut aksi damai AKKBB karena mendapat bayaran Rp 40.000,- Menurutnya, ia dibayar pertama kali Rp 25.000,- lalu sisanya dibayar lagi Rp 15.000,- Lalu disampaikan juga bahwa aksi anarkis FPI itu karena terpancing iklan AKKBB yang dimuat di surat kabar nasional beberapa hari sebelum 1 Juni 2008. "Kalau tidak siap menghadapi FPI, jangan menantang macan turun gunung", kata Munarman, Ketua Komando Laskar Islam (KLI), sebagaimana dilansir Kompas (3/6).


Membaca penjelasan yang dikemukakan oleh FPI tersebut, timbul kontradiksi yang mencolok. Apabila peristiwa penyerangan tersebut terjadi secara spontan, mengapa mereka menjelaskan hal-hal tersebut? Artinya, penyerangan yang dilakukan massa FPI terhadap massa AKKBB yang mengakibatkan jatuh banyak korban luka itu sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. Jadi, semua itu adalah upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari permasalahan yang sebenarnya, sebab menurut AKKBB sendiri, tak ada anggota AKKBB yang dibayar dalam aksi damai itu. Upaya pengalihan perhatian ini dibuktikan dari adanya "Himbauan" Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI yang dikeluarkan pada 3 Juni 2008 dengan sifat "sangat rahasia".


Di dalam selebaran itu disebutkan, bahwa tujuannya adalah "untuk mengalihkan opini publik terhadap kasus polisi vs UNAS dan demo kenaikan BBM" (paragraf 1). Lalu disebutkan juga, agar "seluruh anggota FPI yang turun ke Monas pada hari Minggu untuk tidak membocorkan rahasia mengenai kamera hasil setingan internal kita kepada pihak lain" (paragraf 2). Dan akhirnya, selebaran itu juga mengingatkan kepada seluruh anggota FPI untuk "sepakat membuat alibi ke permasalahan pembubaran Ahmadiyah jika mendapat pertanyaan dari para wartawan demi untuk mendapat simpatisan masyarakat luas" (paragraf 2).




BUKTI-BUKTI DOKUMENTASI ASLI VIDEO INSIDEN MONAS

Untuk membuktikan bahwa FPI tidak bersalah, dikeluarkanlah video hasil rekaman dalam insiden Monas versi FPI. Isinya memperlihatkan seorang lelaki yang mengacungkan senjata api jenis pistol kepada anggota FPI yang mengerumuninya. Dari adanya gambar ini, FPI mengatakan bahwa pemicu terjadinya insiden Monas adalah akibat adanya provokasi lelaki tersebut. Kalau tidak ada yang mengacungkan senjata api, maka FPI tidak akan terprovokasi. Intinya, FPI menimpakan kesalahan kepada lelaki berpistol itu sebagai "biang onar" terjadinya insiden Monas.


Namun video hasil rekaman FPI ini jelas-jelas dibantah oleh DR. KRMT Roy Soeryo, pakar telematika Indonesia. Dari analisa yang dilakukan Roy Soeryo terhadap rekaman video insiden Monas yang beredar utuh dari media televisi, terbukti bahwa peristiwa lelaki mengacungkan pistol itu bukanlah sebagai pemicu insiden Monas. Ada atau tidak adanya lelaki yang mengacungkan pistol itu, insiden Monas tetap terjadi. Sebab, peristiwa lelaki mengacungkan pistol itu terjadi pada bagian tengah menjelang akhir penyerangan anggota FPI. Jadi, FPI telah sengaja memutarbalikan peristiwa, yang bagian tengah atau akhir dijadikan sebagai bagian awal. Ini jelas-jelas kebohongan publik yang telah dilakukan FPI.


Kasus ini sama seperti gambar Munarman, Ketua Komando Laskar Islam (KLI) yang sedang mencekik seseorang, yaitu bagian akhir dari penyerangan FPI yang kemudian dijadikan sebagai bagian permulaan. Ini jelas merupakan suatu upaya untuk membuat alasan (alibi) yang mengada-ada dan dibuat-buat. Intinya, FPI tidak segan-segan membuat alibi dusta demi menyelamatkan diri dari perbuatan yang telah dilakukannya.


Lagi pula, lelaki itu mengacungkan pistol adalah dalam rangka membela diri dan karena terpaksa. Sebab terlihat jelas dari hasil rekaman video yang belum diedit, ia pada awalnya berusaha melindungi perempuan dan anak-anak yang menjadi sasaran pemukulan anggota FPI. Namun, justru ia sendiri yang kemudian menjadi sasaran pengeroyokkan sehingga terpaksa mengeluarkan senjata api dan diacungkan ke atas. Dari penelitian Roy Soeryo, tidak ada letusan senjata api yang terjadi sebagaimana dikatakan oleh pihak FPI. Artinya, sekali lagi FPI telah berdusta. Untuk menutupi kedustaan yang pertama akan diikuti dengan kedustaan kedua. Untuk menutupi kedustaan kedua akan dilakukan dengan kedustaan ketiga dan seterusnya.


Jadi, apa yang dikemukakan dalam analisa Roy Soeryo itu bersesuaian dengan isi selebaran FPI, dua hari setelah insiden Monas terjadi. Artinya, ada gambar peristiwa dalam insiden Monas yang sengaja direkayasa FPI sebagai alibi menghindarkan diri bila insiden itu memojokkan mereka. Gambar Munarman mencekik seseorang adalah salah satu contohnya. Sehingga ini membuktikan kalimat "tidak membocorkan rahasia mengenai kamera hasil setingan internal kita kepada pihak lain" dalam selebaran DPP FPI itu adalah benar. Berarti benar pula, bahwa selebaran itu dikeluarkan oleh FPI meski tidak ada tanda tangan dan stempelnya.





BUKTI LAIN YANG TERKAIT

Bukti-bukti terkait lainnya yang menunjukkan bahwa itu adalah rekayasa setidaknya ada dua lagi. Pertama, adalah pakaian; apabila penyerangan itu dilakukan secara spontan mengapa didapatkan adanya penggantian pakaian dan simbol-simbol. Yaitu anggota FPI, khususnya Munarman mengganti pakaiannya dari yang dipakai pada saat mengikuti demo BBM yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di depan Istana Merdeka. Lalu mengapa pula didengungkan istilah Komando Laskar Islam (KLI), dan tidak mau disebut sebagai FPI saja. Ini adalah upaya membuat alibi yang lain, yang berujung pada kebohongan lagi.


Jawabannya adalah jelas. Munarman bermaksud menarik simpati masyarakat. Apabila yang disebut hanya FPI, ini akan memojokkan FPI sendiri yang secara otomatis akan melibatkan ketuanya, Habib Rizieq Shihab. Sedangkan bila disebut Komando Laskar Islam (KLI), Rizieq Shihab secara otomatis tidak ikut terlibat. Sebab, KLI punya struktur otonom yang tak bersentuhan langsung dengan ketua FPI. Apalagi kalau yang dimaksud Komando Laskar Islam (KLI) ini adalah gabungan dari berbagai "Laskar Islam" yang ada di Indonesia, misalnya dari FPI sendiri, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Laskar Jihad (LJ), dan lain-lain. Tentu saja, Ketua FPI Habib Rizieq Shihab akan semakin jauh tersentuh oleh tuntutan hukum.


Hal ini jelas tergambar dari selebar rahasia FPI yang berbunyi, "Diingatkan kepada seluruh anggota FPI untuk sepakat membuat alibi permasalahan pembubaran Ahmadiyah jika mendapat pertanyaan dari para wartawan demi untuk mendapatkan simpatisan masyarakat luas" (paragraf 2, kalimat terakhir). Realisasinya terlihat jelas, dimanapun anggota FPI ditanya wartawan, selalu diperlihatkan poster (yang kadang dibuat mendadak untuk diperlihatkan kepada para wartawan) dan teriakan "Bubarkan Ahmadiyah". Bahkan pengacara FPI pun yang semula disebut Tim Pembela Muslim (TPM), berganti nama mendadak menjadi "Tim Pembela Anti Ahmadiyah" (TPAA).


Ini terbukti sangat efektif, sehingga simpati akhirnya berdatangan kepada Habib Rizieq Shihab dan Munarman. Sejak ditahan di Mapolda Jaya, kedua tokoh FPI itu banyak dikunjungi tokoh lain. Jadi, isunya bergeser, dari isu penyerangan anarkis yang menelan korban luka berganti menjadi isu pembubaran Ahmadiyah, demi menarik simpati masyarakat. Jelas, isu pembubaran Ahmadiyah hanyalah sebagai kedok untuk menutupi kesalahan dan pembelaan diri.


Metode seperti ini pernah dilakukan oleh FPI yang dipimpin oleh Habib Abdurrahman bin Asyegaf sewaktu menyerang Kampus Mubarak, Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia, di Kemang (Bogor), pada 9 dan 15 Juli 2005. Meskipun jelas-jelas terlihat dari atributnya bahwa anggota FPI yang menyerang, namun kepada media masa Habib Abdurrahman Asyegaf mengancam agar "jangan menulis FPI yang menyerang, melainkan Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII)". Ini adalah upaya untuk mengalihkan dan mengaburkan peristiwa yang sebenarnya. Sebab apabila yang ditulis hanya nama FPI, maka itu artinya kecil. Tetapi bila yang ditulis adalah GUII, ini seolah-olah mewakili seluruh umat Islam di Indonesia.


Bukti kedua adalah adanya short message system (SMS) yang beredar dan menyebutkan bahwa "Sdr. Munarman, Ketua Komando Laskar Islam (KLI) tewas mengenaskan di hutan karet di wilayah Batujajar, Bandung". Setelah penulis cermati, ada dua versi bunyi redaksi SMS yang beredar dan sempat diperlihatkan oleh media elektronik kepada pemirsanya. Kejanggalannya cukup jelas terlihat. Pada SMS yang satu, besar kecilnya huruf berbeda dengan SMS berisi redaksi yang sama lainnya lagi. SMS ini dikeluarkan dari nomor operator Flexy area Jakarta (021).


Perbedaan tersebut adalah seperti berikut:



"INNA LILLAHI WAINNA ILAHI ROJIUN! Telah tewas tertembak ..... secara mengenaskan, Sdr. Munarman (Ketua Komando Laskar Islam) ..... di hutan karet Batujajar, Bandung."



Sedangkan bentuk huruf pada SMS yang lainnya:



"Inna lillahi wainna ilahi rojiun! Telah tewas tertembak ..... secara mengenaskan, Sdr. MUNARMAN (Ketua Komando Laskar Islam) ..... di hutan karet Batujajar, Bandung."



Apabila diperhatikan secara seksama, terlihat perbedaan bentuk besar kecilnya huruf pada SMS yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, kedua bentuk huruf dalam kedua redaksi SMS tersebut sangat mirip dengan bentuk huruf yang ada dalam selebaran DPP FPI tgl. 3 Juni 2008, yang sifatnya "sangat rahasia". Ini membuktikan bahwa selebaran itu adalah asli meski tak ada tanda tangan dan stempel organisasi. Kemungkinan penulis SMS dan selebaran tersebut adalah satu orang alias orang yang sama. Artinya insiden Monas adalah hasil rekayasa panjang sebelum 1 Juni 2008 dan sesudahnya. Pembaca dipersilakan menganalisa lebih dalam lagi. Hanya ALLAH Ta'ala Yang Maha Mengetahui peristiwa yang sesungguhnya. WaLlaahu a'lam bish-shawwaab!





KESIMPULAN ANALISA

1. Penyerangan FPI terhadap AKKBB pada 1 Juni 2008 di lapangan Monas telah direncanakan sebelumnya;


2. Untuk menghindar dari tuntutan hukum yang lebih berat (karena tak menyangka akhirnya akan berakibat adanya korban luka-luka), FPI telah menyusun alibi yang dibungkus dengan kedustaan demi kedustaan;


3. FPI hanyalah pelaksana lapangan, aktor intelektual dan donatur dananya masih belum tersentuh;


4. Insiden Monas adalah bagian dari rekayasa jangka panjang, yang mengkambinghitamkan Ahmadiyah dengan maksud memuluskan tersebarnya faham Wahabi dan Khilafah Islamiyah versi Hizbut Tahrir di Indonesia;

5. Bila jumlah penganut faham Wahabi (HTI via FUI: FPI/MMI) menjadi mayoritas, maka setelah Ahmadiyah berhasil dikeluarkan dari pagar Islam, suatu saat nanti giliran umat Islam berfaham Ahlu Sunnah wal Jama'ah (terutama NU) yang akan dikeluarkan dari pagar Islam (dinonmuslimkan).



---------ooo000ooo---------



LAMPIRAN



SALINAN SELEBARAN FPI



* Selebaran ini diperoleh dari Mesjid Istiqlal, Jakarta
* Disalin sesuai aslinya, sebab tak sempat disalin via scanner
* Bentuk, besar kecilnya huruf dan cara penulisan disesuaikan dengan selebaran aslinya



LOGO

DEWAN PIMPINAN PUSAT

FRONT PEMBELA ISLAM

(DPP – FPI)

Sekretariat: Jalan Petamburan III/17, Tanahabang, Jakarta Pusat 10260.



Jakarta, 03 Juni 2008


HIMBAUAN



Sifat: SANGAT RAHASIA


Kepada seluruh anggota Front Pembela Islam (FPI) diharapkan tetap berpegang teguh pada tali keimanan untuk menumpas habis segala macam bentuk kesesatan yang dilakukan oleh orang-orang dengan mengatasnamakan Islam, seperti yang telah dilakukan oleh jemaat Ahmadiyah. Tugas kita adalah jihad fisabilillah dalam memerangi kelompok yang selalu membela kesesatan di negeri ini, seperti kelompoknya orang-orang yang berfaham ahlus sunnah wal jamaah dalam wadah Nahdlatul Ulama (NU) yang sudah nyata-nyata kesesatannya. Kalian tidak perlu takut dan khawatir, karena kita telah didukung oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Komnas HAM, Bakorpakem, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan aparat kepolisian. Untuk sekedar diketahui, mengenai gerakan kita pada hari minggu tanggal, 1 Juni 2008 terhadap komunitas AKKBB di silang monas adalah hasil daripada kesepakatan bersama antara MUI dan aparat kepolisian dengan tujuan untuk mengalihkan opini publik terhadap kasus polisi vs UNAS dan Demo kenaikan BBM.


Kepada seluruh anggota FPI yang turun ke MONAS pada hari Minggu untuk tidak membocorkan rahasia mengenai kamera hasil setingan internal kita kepada pihak lain, dan jika dilanggar maka akan dikenakan sanksi dari pimpinan pusat FPI. Mengenai pembagian komisi kepada anggota FPI yang ikut andil dalam insiden MONAS akan diberikan setelah permasalahan ini agak mereda. Diingatkan kepada seluruh anggota FPI untuk sepakat membuat alibi ke permasalahan pembubaran Ahmadiyah jika mendapat pertanyaan dari para wartawan demi untuk mendapatkan simpatisan masyarakat luas.


Kita tidak perlu gentar dalam menghadapi serangan balik dari GP Anshor maupun Garda Bangsa yang menjadi antek-anteknya Yahudi. Sebenarnya mereka adalah orang-orang pecundang yang hanya jago di kandang saja dan telah menukar keimanan mereka dengan uang. Mereka telah menjadi pembela bagi jemaat Ahmadiyah dan sangat layak jika mereka disebut sebagai antek-antek DAJJAL yang mencengkeram NKRI. Seandainya kita matipun adalah SYAHID dengan jaminan surga.


Sekali lagi dihimbau, FPI harus berperan aktif demi tegaknya syariat islam di Indonesia, maka dari itu bagi siapapun yang menghalang-halangi perjuangan kita harus kita tumpas habis sampai ke akar-akarnya, walaupun sejuta GUS DUR kita akan lawan sampai titik darah penghabisan. ALLAHU AKBAR.....! Hidup Mulia atau Mati Syahid....!




Himbauan ini jangan sampai jatuh ke tangan orang diluar anggota kita, setelah difahami isinya lebih baik dibakar.







---------------------------------------------------------------------------

A M A N A T
IMAM JEMAAT AHMADIYAH INTERNATIONAL KE-IV (ALM.)

PADA PERTEMUAN DENGAN

PENGURUS BESAR (PB) JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA

DI SINGAPURA TANGGAL 20 JULI 1989

TENTANG

KONSPIRASI INTERNASIONAL MENENTANG AHMADIYAH

DAN MENGHANCURKAN UMAT ISLAM





Assalamu 'alaykum wr. wb.


Saudara-saudara telah mendengar segala sesuatu mengenai latar belakang
kegiatan berbagai kekuatan anti-Islam
dan konspirasi (persekongkolan) yang berlangsung dewasa ini di Indonesia. Saya telah senantiasa berusaha mengirimkan pesan
(amanat) kepada Jemaat Ahmadiyah Indonesia mengenai apa yang sedang terjadi dan mengenai segala sesuatu yang saya fahami bakal terjadi di kemudian hari. Akan tetapi malang sekali, saya tidak puas dengan reaksi dari Jemaat Indonesia dalam mengambil langkah-langkah penjagaan dan secara serentak menanggulangi bahaya ini.


Pertama-tama, seluruh anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia
harus mengerti tentang apa yang sedang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Berkenaan dengan ini, saya pikir, pengarahan-pengarahan saya
tidak dijalankan dengan memuaskan. Orang-orang (para anggota Jemaat) dari segala lapisan – laki-laki, perempuan, bahkan para pemuda dan anak-anak yang beranjak dewasa – haruslah mengerti apa yang sedang terjadi supaya mereka melalui propaganda (penerangan) dan tukar-pikiran dengan kawan-kawan mereka menjelaskan kepada khalayak umum.



Akibat "Buta Politik" dan Tiga Musuh Utama Islam

Saya sangat meragukan analisa Saudara-saudara yang saya terima mengenai situasi dan mengenai apa yang sedang terjadi di pemerintahan negara Saudara-saudara. Beranggapan bahwa apa yang sedang terjadi di Departemen Agama, dan di Departemen-departemen lainnya -- termasuk Departemen Hankam (Pertahanan Keamanan) – dan sebagainya, itu adalah tanpa sepengetahuan dan tanpa pengukuhan serta dukungan Presiden merupakan pandangan yang kekanak-kanakan dan menunjukkan bahwa mereka yang membuat penilaian (analisa) ini tidak mempunyai (tidak memahami) konsep bagaimana politik berlangsung di dunia.


Penilaian (anggapan/pandangan) bahwa keputusan-keputusan yang diambil di tingkat Eksekutif, yakni di Departemen-departemen, adalah tanpa sepengetahuan Presiden -- seperti yang Saudara-saudara katakan kepada saya -- mustahil terjadi di mana pun di dunia ini. Apa yang sedang terjadi, pada hakikatnya, adalah akibat dari ulah 3 musuh utama Islam yang bergabung dalam satu kekuatan yang dengan cara bertahap menjuruskan Indonesia kepada satu situasi yang pada akhirnya pasti akan terjadi seperti di Pakistan, andaikata Saudara-saudara tidak mencegahnya.


Mula-mula – faktor ini yang kurang diperhatikan – adalah peranan Saudi Arabia. Saudi Arabia bersama-sama dengan Pakistan telah berusaha dengan segala cara yang terbaik maupun yang terburuk untuk membentuk sikap yang serupa di negeri-negeri Islam lainnya di dunia ini, sebagaimana mereka telah berhasil melakukannya di Pakistan. [Persekongkolan/makar buruk] ini bisa terjadi berkat dukungan serta liputan yang penuh dari Amerika Serikat. Ada pun alasannya jelas. Peranan unsur ketiga [yakni Amerika Serikat] yang akan dibahas nanti merupakan salah satu di antara alasan-alasan itu.



Politik Global Amerika Serikat

Menurut politik global Amerika Serikat, ada 2 hal yang sudah pasti akan terjadi di dunia:


* Pertama, Saudi Arabia harus menanam pengaruh di negeri-negeri Islam di dunia ini, karena Saudi Arabia 100% bergantung pada Amerika Serikat dalam mempertahankan keberlangsungan kehidupannya, sebab Saudi Arabia adalah hamba Amerika Serikat yang paling cantik dan paling setia. Pengaruh Saudi Arabia yang meluas di negara-negara Islam atau negeri-negeri Afrika atau negeri-negeri Dunia Ketiga, akhirnya berujung pada terciptanya pengaruh Amerika Serikat yang meluas serta menjamin kepentingannya sendiri di negeri-negeri tersebut.



* Kedua, dukungan terhadap agama Kristen dan jaminan keberlangsungan upaya, pengeluaran uang, dan tindakan lainnya, untuk menyebarkan agama Kristen -- teristimewa di daerah strategis di dunia, yang paling nekad dan sangat terkenal adalah politik Amerika Serikat. Oleh karena itulah maka Amerika Serikat memainkan peran sebagai pahlawan dalam mendukung agama Islam dan agama Kristen. Amerika Serikat secara serempak mendukung perjuangan Islam di Afghanistan [yang dipengaruhi pihak komunis] dan perjuangan Kristen di Polandia [yang juga komunis]. Apakah Amerika Serikat itu adalah orang Islam dan juga sekaligus orang Kristen?




Peran Ahmadiyah Menghadang Makar Buruk Amerika Serikat

Ahmadiyah menghambat jalan politik Amerika Serikat di kedua wilayah (sasaran) ini:


* Pertama-tama, Amerika Serikat menyadari bahwa Jemaat Ahmadiyah adalah lawan Saudi Arabia, dalam upaya memegang merk (label) Islam, di tempat mana saja ada upaya penyebaran Islam.


* Kedua, Amerika Serikat sepenuhnya mengetahui bahwa hanyalah Ahmadiyah satu-satunya yang dapat melawan Kristen dan [mampu] menghentikan derap kemajuannya di mana saja kita (Ahmadiyah) berhadapan dengan Kristen.




Jadi, rencana yang sangat keji dan jahat [Amerika Serikat] dibuktikan oleh kenyataan adanya Saudi Arabia sedang memainkan peran sebagai pahlawan Islam menentang Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia. Akibatnya ialah perhatian semua pemimpin Islam tertuju kepada Ahmadiyah. Dan mereka (Saudi Arabia dan Amerika Serikat) mengatakan kepada para pemimpin Islam bahwa: "Ahmadiyah adalah satu-satunya ancaman yang berbahaya di dunia. Oleh karena itu binasakanlah Jemaat Ahmadiyah maka bahaya tidak akan ada lagi bagi Islam!"

Dan pada saat yang bersamaan agama Kristen sendiri yang berderap maju untuk merambah ke jalan kemajuan ke mana pun ia suka. Jemaat Ahmadiyah adalah satu-satunya kaum (golongan) yang mampu melawan Kristen dan [kemudian] diadu-dombakan dengan golongan Islam lainnya, dengan maksud menjamin pertahanan mereka (Kristen) sendiri.


Seluruh perhatian Dunia Islam akan diarahkan kepada Jemaat Ahmadiyah. Kian banyak kesukaran akan ditimbulkan terhadap Jemaat Ahmadiyah yang sedang giat-giatnya bertablig dan memerangi [faham] Kristen dengan bebas untuk kepentingan Islam. Dampak [makar-buruk] inilah yang sedang terjadi di Indonesia dan juga di dunia.


Tidak Melaksanakan Amanat Khalifah

Ketika beberapa orang [Ahmadi] Indonesia berada di London atau di tempat lainnya, saya mencoba menerangkan kepada mereka segala sesuatu, dengan permohonan (harapan) sekembali mereka ke negeri mereka supaya memberitahukan kepada seluruh Jemaat dan memberi pengarahan kepada Jemaat mengenai hal ini.


Akan tetapi seringkali saya melihat keheranan (ketidak-percayaan) di wajah mereka karena mereka sendiri tidak merasa yakin. Kadang-kadang bertanya: "Mengapa Amerika Serikat harus menaruh perhatian terhadap Jemaat Ahmadiyah?" Ini sikap yang sungguh sangat sederhana (lugu).

Amerika Serikat menaruh perhatian terhadap Jemaat Ahmadiyah dengan tingkat kadar perhatian yang sangat tinggi. Untuk itu saya akan mengemukakan 2 bukti yang saya tahu secara pribadi. Saya sungguh menyayangkan sekali orang-orang Ahmadi yang berpikiran bahwa saya tanpa alasan (sembarangan) begitu berlebihan menekankan peranan Amerika Serikat, padahal itu [menurut anggapan mereka] hanya merupakan kejadian yang kecil saja di pentas dunia.


Kejadian (program) itu merupakan suatu keputusan yang diambil di tingkat tinggi. Suatu pengambilan langkah politik untuk melumatkan Ahmadiyah di seluruh dunia. Ini merupakan satu tekad politik Amerika Serikat dan mengenai itu saya dapat mengemukakan alasan (bukti-bukti) mengapa mereka berkepentingan sebagaimana telah saya katakan tadi; akan tetapi saya dapat memberikan kepada Saudara-saudara bukti-bukti bersumber pada pengetahuan saya pribadi yang terjadi di tingkat tertinggi [di Amerika Serikat].



Peran Aktif Presiden Ronald Reagan & Pemerintah Amerika Serikat

Boleh jadi Saudara-saudara ingat, bahwa ketika [Ronald] Reagan mengambil alih jabatan Presiden [Amarika Serikat], segera ia sesudah itu pergi ke California guna menghadiri konferensi sebuah sekteKristen yang ia sendiri menjadi anggotanya. Ia pergi ke sana dan beritanya dipublikasikan secara luas.


Sekte tersebut sekte yang sangat aktif menyebarkan agama Kristen di seluruh dunia serta mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat. Maka ketika Presiden Reagan datang ke sana ia secara terbuka mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat bertekad untuk memajukan agama Kristen di seluruh dunia dan sekte ini akan diberi dukungan penuh.


Ingatlah ini. Sekarang saya hendak mengemukakan sedikit informasi yang saya terima dari Spanyol. Selang beberapa tahun yang lalu di Spanyol ada seorang Ahmadi yang walau pun bukan dokter reguler (tetap) tetapi ia dipanggil dokter, namanya Mubasyir. Ia sudah jauh hubungannya dengan Jemaat Ahmadiyah. Sesudah ia datang ke Spanyol kita kehilangan jejaknya. Saya tidak tahu di mana ia berada. Ia tidak pernah datang ke Missi [Jemaat Ahmadiyah] dan ia memutuskan hubungan.


Sekonyong-konyong, pada suatu hari saya menerima sepucuk surat dari dia di London, menerangkan sesuatu yang sangat ganjil yang kebetulan diketahui olehnya. Dalam situasi itu ia – tampak lahirnya -- mulai menaruh perhatian pada agama Kristen, tetapi tidak sebenarnya, hanya demi meraih suatu tujuan duniawi. Dan kebetulan kejadiannya di Spanyol. Sekte [Kristen] itu pula yang paling aktif di mana Reagan menjadi anggotanya. Maka ia menjadi sangat dekat kepada mereka dan memberikan kesan kepada mereka bahwa ia hampir menerima agama Kristen, dengan akibat bahwa pada suatu ketika seorang tokoh besar sekte [Kristen] tersebut dari Amerika Serikat datang ke Spanyol. Mubasyir juga diundang ke sana untuk ikut-serta dalam pertemuan tersebut karena terkesan bahwa ia telah menjadi seorang Kristen.


Di sana, ketika tamu dari Amerika Serikat tersebut berpidato di hadapan sidang pertemuan itu – di mana tanpa diketahui bahwa di dalam koferensi itu hadir seorang yang mempunyai hubungan dengan Ahmadiyah -- ia berbicara mengenai pokok masalah ini dan mengatakan bahwa:


"Saya meyakinkan Anda sekalian bahwa Presiden Reagan dan Pemerintahnya sepenuhnya ada di belakang kita, dan saya meyakinkan Anda sekalian bahwa satu-satunya sekte dalam Islam yang paling berbahaya bagi Kristen adalah Jemaat Ahmadiyah. Dan Kami telah mengambil keputusan -- dengan dukungan penuh dari [pemerintah] Amerika Serikat -- untuk melawan Jemaat Ahmadiyah di mana saja mereka dan dengan cara apa saja yang dapat kita lakukan. Dan ini adalah salah satu tekad kebijaksanaan sekte kami dan [pemerintah] Amerika Serikat berada di sampingnya".


Oleh karena itu apabila Saudara-saudara kembali mengkaji sejarah Pakistan, Saudara-saudara akan melihat lebih jauh bahwa Pakistan telah masuk ke dalam kantung Amerika Serikat dan telah lebih jauh lagi melawan Jemaat Ahmadiyah. Rencana (program) tersebut merupakan rencana (program) yang berkesinambungan, tanpa berubah. Dan apabila menerapkan rumusan ini kepada negeri lain di dunia maka Saudara-saudara akan tercengang mengenai peristiwa yang sama terjadi di semua negeri Islam yang berada dalam kantung Amerika Serikat, mereka mati-matian melawan Jemaat Ahmadiyah.

Semua negeri Islam yang berada di luar kantung Amerika Serikat sama sekali tidak merasa berkepentingan [melawan Jemaat Ahmadiyah]. Mengapa demikian? Jelaslah bahwa hal itu bukan suatu kebetulan. Ini disebabkan oleh adanya politik sekte [Kristen] itu juga yang tengah dilaksanakan secara sangat aniaya dengan sangat cermat.


Bukti Kedua: Informasi Dari Keponakan Lyndon B. Johnson


Bukti kedua yang sampai kepada saya, dengan karunia Allah, akan meyakinkan Saudara-saudara bahwa Jemaat Ahmadiyah selamanya ada dalam pemikiran tokoh-tokoh tertinggi pembuat kebijaksanaan Politik.


Sekali peristiwa sewaktu saya sempat mengadakan kontak (hubungan) dengan para Pemimpin Dunia setiba saya dari Pakistan ke Inggris, saya bertemu dengan orang yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Ia adalah keponakan Lyndon B. Johnson, mantan Presiden Amerika Serikat.

Saya mengenalnya dengan perantaraan beberapa orang dan ia mempunyai hubungan erat dengan Gedung Putih dan dengan para pejabat tinggi pembuat kebijaksanaan politik Amerika Serikat. Dikarenakan ia seorang anggota keluarga penting maka ia pun sering diundang ke pesta yang biasa diselenggarakan sebagai penghormatan kepada orang-orang terkemuka dunia.

Apabila seorang Kepala Negara berkunjung ke Amerika Serikat mereka biasa mengundang beberapa tokoh yang sangat penting. Menurut dia, 30 nama selalu diundang, termasuk ia sendiri. Jadi, demikian pentingnya kedudukan orang itu dan seperti itulah jangkauan koneksinya (hubungannya). Saya akan menceritakan kepada Saudara-saudara apa yang terjadi kemudian.

Ketika saya berdiskusi dengan dia mengenai masalah Ahmadiyah dan apa yang tengah terjadi, saya mengemukakan kepadanya pandangan saya mengenai segala keterlibatan Amerika Serikat. Sejak awal ia sedikit pun tidak menyatakan ketidak-setujuannya terhadap pandangan saja. Ia mengetahui segala sesuatu, katanya, dan ia mengetahui apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tidak mempunyai pilihan lain. Itulah politik mereka. Lalu ia berkata:


"Tunjukanlah (kemukakanlah), mengapa kami tidak boleh menempuh politik ini. Ini adalah politik global, ini [bertujuan] menghambat penyebaran Komunis dan kami tidak punya alternatif lain. Jadi, tolong katakan kepada saya mengapa kami tidak boleh menempuh politik ini?"

Ketika saya berbicara kepadanya mengenai berbagai kejadian penting yang secara bertahap berkembang di dunia, saya mengatakan kepadanya bahwa:


"Pada akhirnya politik [yang negara Anda laksanakan] ini akan menendang-balik dan akan menghancurkan kalian. Sebab, bertambah kalian memihak kepada rejim tertentu yang tidak popular di negeri mereka, maka bertambah pula perlawanan akan muncul yang terorganisasi atau yang dibuat terorganisasi. Dan dalam proses itu pada akhirnya – jikalau tidak hari ini – esok, beberapa tahun lagi pasti Anda akan melihat bahwa politik ini akan menendang-balik muka kalian".


Pendek kata, kami berdiskusi mengenai banyak hal dan kemudian ia percaya kepada apa yang saya katakan. Ia mengatakan kepada saya bahwa sekembalinya di Washington ia akan pergi menjumpai para pejabat Gedung Putih dan barangkali akan menghadap Presiden -- ia sendiri tidak menyebut nama Presiden [Lyndon B. Johnson] melainkan beberapa nama beberapa pejabat teras – dan berkata bahwa ia akan menyampaikan kasus ini kepada mereka, dan bila ia kembali [berkunjung] ke London lain kali ia akan mendiskusikan perkara ini dengan saya.



Khutbah Khalifah Jemaat Ahmadiyah: Tawaran Kerjasama Melawan Israel

Pada lain kesempatan, ketika ia berkunjung lagi ke London, saya menerima telepon darinya dari Oxford. Ia berkata bahwa ia hendak datang menemui saya segera. Saya mengundang dia makan-siang. Tahukah Saudara-saudara apa yang dikatakannya kepada saya? Pertama-tama yang dikatakannya kepada saya ialah:


"Ketika Anda menjadi Khalifah, adakah Anda menyampaikan khutbah (pidato) segera sesudah pemilihan itu dengan mengatakan kepada seluruh dunia bahwa Anda bertekad akan menentang Israel seperti orang-orang Islam lainnya dan Anda menawarkan kerjasama kepada seluruh Dunia Islam untuk memperjuangkan kepentingan Islam melawan Israel?"

Saya katakan, "Ya, saya lakukan itu. Kejadiannya sudah lama sekali di Pakistan, dan khutbah (pidato) itu dalam bahasa Urdu". Ia berkata:


"Setelah mengemukakan khutbah (pidato) semacam itu, bagaimana Anda dapat mengharapkan saya memperjuangkan urusan Anda di Gedung Putih dengan para pembuat kebijaksanaan politik Amerika?"


Hal yang mencengangkan ialah, ternyata khutbah yang saya ucapkan di Pakistan dalam bahasa Urdu -- hanya beberapa bulan setelah saya menjadi Khalifah -- begitu cepat disampaikan ke Gedung Putih. Semua pembuat kebijaksanaan politik di Amerika Serikat mengetahui benar akan kebijaksanaan saya tersebut dan mereka bertekad untuk membalas dengan berketetapan hati membantu perjuangan Islam.


Oleh karena itu, hendaknya janganlah mengira bahwa diri Saudara-saudara tidak berarti, padahal banyak kalangan yang tidak diperbahaskan di forum yang tinggi itu [di Amerika Serikat]. Di forum tertinggi pembuat kebijaksanaan politik, Jemaat Ahmadiyah dianggap faktor yang sangat penting dalam pergolakan dunia dan di dalam sejarah modern dunia. Dan, adanya kenyataan demikian, di tempat mana saja pun mereka menganggap Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah) menghambat jalan kebijaksanaan politik mereka, mereka akan cenderung membinasakan Saudara-saudara.


Dan itulah salah satu alasan mengapa dalam hubungan ini Saudi Arabia dan semua negeri Islam yang menggantung dari atap [bantuan Amerika Serikat] demi mempertahankan kelestarian hidup mereka, mengambil (melakukan) semua tindakan untuk menistakan Jemaat Ahmadiyah, membinasakan Jemaat Ahmadiyah dan membuatnya di Dunia Islam sebagai orang-orang rendah. Padahal kaum yang sama sekali berada di luar golongan Islam [termasuk Amerika Serikat] adalah kaum yang paling nista di muka bumi. Inilah sebenarnya yang sedang mereka lakukan.



Bantuan Dana Dari Saudi Arabia dan Agen CIA

Itulah sebabnya dimana saja perasaan anti-Ahmadiyah dikobarkan dan perlawanan yang terorganisasi terhadap Amadiyah diciptakan dengan bantuan dana dari Saudi Arabia dan dari sumber-sumber lainnya, Saudara-saudara akan menyaksikan juga kebangunan agama Kristen di negeri-negeri itu. Kebangunan dan gerakan Kristenisasi yang sangat kuat di wilayah-wilayah secara serempak dan sejajar dengan tindakan anti-Ahmadiyah.

Rabithah Alam Islamy adalah agen CIA yang paling berbahaya di Dunia Islam. Orang yang memimpinnya bukan langsung Raja [Saudi Arabia] melainkan Abdullah, Pangeran Abdullah, yang mendapat latihan mata-mata di Sekolah Intelijen di Inggris selama 2 tahun. Ia mendapat pendidikan di sekolah tempat menciptakan mata-mata tersebut dan kemudian ia kembali [Saudi Arabia] lalu mulai memainkan peran sebagai mata-mata Amerika Serikat dan kepentingan [negara-negara] Barat di negeri Arab.


Itulah sebabnya ia diangkat juga sebagai komandan pasukan Para untuk menciptakan perpecahan di Saudi Arabia (jazirah Arabia) dan untuk memelihara Saudi Arabia supaya tetap di bawah naungan tenda Amerika Serikat, sehingga ia (Saudi Arabia) tidak akan pernah mencoba melarikan diri. Kita lihat hal ini mustahil di mana pun di dunia ini yaitu bahwa militer (Angkatan Bersenjata) berada di bawah kekuasaan saingan dalam pemerintahan, dan demikian juga mustahil sedemikian berimbang sehingga hampir keseluruhan militer [Saudi Arabia] sebanding dengan Pasukan Para Militer.


Inilah yang sedang terjadi di Saudi Arabia. Pangeran Sulthan -- saudara [raja] Fadh -- adalah Komandan Pasukan Keamanan dan Pertahanan, sedangkan Abdullah -- orang yang cerdas itu -- sebagai Komandan Pasukan Para, kedua Angkatan itu sama-sama memiliki persenjataan yang lengkap akan tetapi satu sama lain terpisah.


Di samping itu, Pangeran Abdullah pun menjadi Ketua Organisasi Keagamaan di Saudi Arabia. Semua organisasi keagamaan yang penting adalah di bawah pengawasan langsung Pangeran Abdullah. Begitulah caranya sistim intelijen Amerika Serikat sama sekali (benar-benar) telah membuat Saudi Arabia berada di bawah kendalinya. Dan bahkan mereka tidak dapat bergerak dan tidak dapat memberontak terhadap sistem itu.


Nah, Saudara-saudara harus memahami latar-belakang ini sebelum Saudara-saudara memulai menjabarkan apa yang sedang terjadi di negeri Saudara-saudara sendiri (di Indonesia). Sebab serenta (begitu) Saudara-saudara memahami latar-berlakang ini maka segala sesuatu akan menjadi mudah dan jelas.


Apa yang sedang terjadi di negeri Saudara-saudara mempunyai latar-belakang adanya pembicaraan pribadi yang telah berlangsung lama antara para pembesar (pejabat) tinggi di negeri Saudara-saudara – termasuk Presiden Saudara-saudara, Presiden Pakistan -- dengan Pangeran-pangeran Saudi Arabia yang berkunjung ke negeri Saudara-saudara, sedangkan beberapa tamu dari Amerika Serikat menghembus-hembus semangat untuk menentang Jemaat Ahmadiyah, dan mengatakan kepada mereka supaya lebih baik meniadakan (menghapuskan) Jemaat Ahmadiyah dan mempersatukangolongan-golongan Islam. Kalau tidak, Indonesia akan dijegal oleh Komunis dan sebagainya.



Pembisik Kewaswasan dan Sogokan Politik

Tipu-muslihat dan tetek-bengek serupa itu dibicarakan di tingkat tinggi dan Pemerintah menjadi percaya bahwa Jemaat [Ahmadiyah] berbahaya; bahwa Jemaat [Ahmadiyah] tidak mempunyai arti apa-apa untuk mereka. Jika mereka menghancurkan Jemaat [Ahmadiyah] maka mereka akan menjadi Pahlawan Islam. Jika mereka menentang Jemaat [Ahmadiyah] maka mereka akan mendapat simpati dari semua golongan Islam.

Begitulah pikiran mereka, bahwa dengan menentang Ahmadiyah, antara lain, akan menguntungkan mereka (pemerintah). Para ulama daripada bekerja melawan mereka (pemerintah) malah akan mulai bekerja untuk mereka. Lagi, para ulama daripada mengajukan protes ini dan itu kepada pemerintah, bahkan sebaliknya mereka akan menganggap pemerintah sebagai pelindung mereka untuk melawan Jemaat Ahmadiyah, kemudian mereka sepenuhnya akan mendampingi pemerintah.


Inilah sogokan politik yang disodorkan mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) dengan pendekatan-pendekatan secara pribadi. Inilah latar belakang kedatangan Presiden Zia [ul-Haqq] dan [Presiden George] Bush di Indonesia dan Duta Besar-nya mulai mengadakan pembicaraan secara santai.

Kami mempunyai pengalaman di negeri kami sendiri (Pakistan), dan kami mengetahui bahwa cara itulah satu-satunya cara yang di jalankan di sana. Bagaimana Saudara-saudara bisa mempercayai bahwa para Pemimpin bangsa Indonesia tidak akan terpengaruh?


Sekali mereka terpengaruh maka mereka akan menetapkan langkah-langkah tertentu [menentang Jemaat Ahmadiyah]. Kemudian para pejabat tingkat bawah, jawatan-jawatan, dapat berbicara secara terbuka menentang maksud Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah). Jika tidak demikian, tentu mereka tidak akan berbuat serupa itu terhadap Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah).



Persekongkolan Internasional Untuk Melawan Islam

Begitulah kerusakan telah terjadi, kebijaksanaan politik telah dijalankan. Secara resmi Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah) telah dijadikan sasaran Persekongkolan Internasional untuk melawan Islam. Para pemimpin negeri Saudara-saudara tidak mengerti apa yang sedang terjadi atas diri mereka. Mereka diperdayakan.


Jika Saudara-saudara pergi kepada tokoh-tokoh itu dan menerangkan bahwa Saudara-saudara adalah orang Muslim yang baik mereka tidak akan tertarik, sebab mereka sendiri bukan orang Muslim yang baik. Mengapa mereka harus ambil pusing mengenai Keislaman Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah)? Mereka adalah para politikus. Mereka menginginkan kekuatan politik. Oleh karena itu bahasa Saudara-saudara berbeda. Mereka tidak akan pernah mengerti bahasa Saudara-saudara. Saudara-saudara begitu polos (lugu), sehingga (sampai-sampai) menyediakan berbagai dokumen lalu mengatakan kepada mereka:


"Lihat, inilah arti Khaataman-Nabiyyiyn. Inilah arti ini dan itu, dan semua ulama telah memberi dukungan kepada maksud-maksud (pemahaman) kami, kami setia kepada bangsa dan negara Indonesia."

Semua itu sama sekali tidak ada artinya bagi mereka. Mereka mengetahui benar keadaan Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah), mereka mengetahui keadaan masa lalu Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah), mereka mengetahui kesetiaan Saudara-saudara (Jemaat Ahmadiyah) kepada negara. Oleh karena itu mengapa Saudara-saudara berlaku seperti anak-anak yang polos (lugu) dalam menghadapi konspirasi persekongkolan) Internasional dan Saudara-saudara berpikir bahwa Saudara-saudara dalam penanggulangannya sedang membuat sedikit kemajuan? Padahal Saudara-saudara gagal membuat kemajuan.



Pengeras Suara Berada Di Saudi Arabia Mikrofonnya Di Washington

Ini adalah konspirasi (persekongkolan) yang terarah terhadap Jemaat Ahmadiyah. Hanya orang yang berakal sajalah yang mampu menganalisa seluruh situasi dan mengambil suatu langkah guna menangkal konspirasi (persekongkolan) ini, dan kendati adanya keputusan pemerintah namun akan berusaha memaksa pemerintah mengubah kebijaksanaan mereka, baik secara terbuka atau pun dengan melakukan pendekatan secara pribadi, atau dalam pertemuan ramah-tamah (lobbying) untuk menciptakan kekuatan Islam dengan membentuk opini serta menjelaskan apa sebenarnya yang sedang terjadi di belakang layar. Kemudian mengatakan (menjelaskan) kepada mereka bahwa:


"Apa yang mereka dengar dari Saudi Arabia itu bukanlah suara-suara dari menara-menara Makkah dan Madinah. Lupakanlah pikiran seperti itu. Suara itu keluar dari pengeras suara yang dipasang di Makkah dan Madinah (dipasang di Saudi Arabia) akan tetapi mikrofonnya ada di Washington. Dan mikrofon-mikrofon itu sendiri dioprasikan oleh para kaki-tangan Israel, oleh orang-orang Yahudi, yang memegang kendali sepenuhnya atas urusan-urusan Amerika Serikat."


Pemerintah Amerika Serikat tidak dapat bergerak seinci pun tanpa terlebih dulu mendapat pesetujuan serta restu anasir Israel di Amerika Serikat. Seluruh tatanan keuangan sudah di tangan mereka, seluruh media massa sudah ada di tangan mereka, seluruh sistim komunikasi: televisi, radio, surat-surat kabar; begitu pula pasar uang, semua ilmuwan penting, ahli-ahli fisika nuklir, paling kurang 90% -- kalau pun tidak seluruhnya -- adalah orang-orang Yahudi. Pasar emas seluruhnya di tangan orang-orang Yahudi. Jadi, bagaimana Saudara-saudara dapat percaya bahwa ada Presiden Amerika Serikat mana pun dapat berjaya di dalam kampanyenya tanpa restu orang-orang Yahudi? Tidak seorang pun dapat berhasil. Oleh sebab itu mereka (Presiden) sepenuhnya bergantung pada orang-orang Yahudi.

Ketika berita khutbah -- yang saya ucapkan setalah 2 atau 3 bulan sesudah saya menjabat Khalifah -- mencapai (sampai ke) Gedung Putih, Saudara-saudara dapat membayangkan betapa banyaknya orang-orang Yahudi menaruh perhatian terhadap khutbah saya tersebut, dan betapa para pembuat kebijaksanaan politik
Amerika Serikat berada di bawah pengaruh orang-orang Yahudi. Jadi, inilah situasi yang sebenarnya.



Harus Memanfaatkan Potensi Kebijaksanaan dan Intelegensia Yang Dimiliki

Atas dasar itu, bagaimana Saudara-saudara dapat menghadap Presiden Saudara-saudara dan mengatakan [dengan polos/lugu], "Barangkali Bapak belum mengerti, kami ini orang-orang baik. Kami adalah orang-orang yang setia kepada Pemerintah". Mereka tidak akan mempercayai ucapan Saudara-saudara tanpa uang, itu pun kalau mereka menghendaki. Dan Saudara-saudara tidak dapat berbuat apa pun tanpa mengetahui apa pun yang sedang terjadi di dunia serta memberi penjelasan mengenai ini dan itu, sementara itu berbagai peristiwa terus terjadi di sana dan semakin menjadi-jadi.


Mereka mengetahui keterbatasan-keterbatasan kemampuan Saudara-saudara; mereka mengetahui berbagai kelemahan Saudara-saudara. Oleh karena itu Saudara-saudara harus menandinginya. Adakan penerangan umum, adakan kontak secara luas dengan orang-orang di mana saja, dan mengadakan pengarahan-pengarahan yang konstan (berkesinambungan) kepada mereka mengenai apa-apa yang sedang terjadi di belakang layar [selama ini]. Sebab mereka itu dapat mengunjukkan reaksi-reaksi yang tidak dapat Saudara-saudara lakukan, jadi Saudara-saudara dapat mengunjukkan reaksi-reaksi dengan perantaraan mereka, sebab bilangan (jumlah) Saudara-saudara kecil, namun demikian Saudara-saudara besar dalam kebijaksanaan dan intelegensia. Apalah artinya bilangan (jumlah) Saudara-saudara bagi mereka. Penampilan Saudara-saudara [dari segi jumlah] sama sekali tidak berarti.

Saudara-saudara pun harus menjumpai para pemimpin Islam, hilangkan berbagai pelik-pelik ini, berbicaralah dengan mereka, terangkanlah kepada mereka semata-mata karena Allah, supaya mereka mengerti. Katakanlah kepada mereka:


"Berilah kami waktu untuk melawan (faham) Kristen, tidak lain. Kami akan menjadi sahabat Anda berjuang di garis depan dan kami tidak akan meminta sesuatu dari Anda. Akan tetapi fahamilah apa yang sedang terjadi di negeri kita dan terhadap Islam. Terjalinnya persahabatan antara Amerika Serikat dengan Indonesia adalah akibat dari kegagalan kup Cina. Semenjak itu pemerintah Indonesia kian lama kian bergeser ke kubu Amerika Serikat. Adalah mustahil mempercayai, bahwa apa yang sedang terjadi itu adalah tanpa sepengetahuan dan restu Amerika Serikat, tanpa partisipasi penuh dari Amerika Serikat".


Tatkala pada suatu kesempatan saya mengadakan hubungan dengan Kementerian Luar Negeri (Pakistan) saya mengatakan kepada pihak mereka segala sesuatunya. Mereka berkata:


"Baik, kami akan mengatakan kepada pemerintah Pakistan supaya berbuat sesuatu untuk ini dan itu".


Saya berkata, "Perhatikan, saya tahu siapa yang menyebabkan luka ini. Saya tidak akan mengemis-ngemis kepada si pemilik tangan yang melukai agar saya diberi salep (obat luar). Jika dapat, ubahlah faktor mendasar yang bertanggungjawab atas terjadinya tindakan-tindakan kejam terhadap orang-orang Ahmadi di Pakistan maka barulah saya dapat memahami bahwa Anda bermaksud baik. Mungkin Anda tidak bisa mengubah tetapi Anda senantiasa menginginkan saya datang kepada Anda meminta bantuan agar menyembuhlan luka. Saya mempunyai integritas dan rasa harga-diri untuk tidak datang kepada Anda, sebab Anda sekalian itulah yang menyebabkan luka ini".


Bagaimana kita dapat pergi kepada seseorang yang memberi luka (melukai) lalu berkata: "Tolong beri saya sedikit salep." Itulah yang mereka inginkan. Itulah sebabnya pada suatu ketika sebuah resolusi diajukan di dalam Kongres [Amerika Serikat] yang didukung oleh banyak anggota Kongres, beberapa di antara mereka sangat baik hati kepada kita, dan kita percaya mereka secara ikhlas akan membantu kita. Di antara mereka ada seorang yang bernama Tony, Tony Hall.
Ketika berita itu sampai kepada saya, saya amat terkejut. Resolusi itu mengatakan bahwa tidak ada seorang pun Presiden Amerika Serikat akan menyetujui bantuan tahunan diberikan kepada Pakistan kalau Pemerintah Pakistan tidak memuaskan hati mereka karena di sana (di Pakistan) tidak ada tindakan anti-Ahmadiyah, atau bahwa pemerintah tidak berpartisipasi dan keadaan Ahmadiyah sedang membaik. Jika semua itu dapat dibuktikan adanya hal-hal itu (tindakan terhadap Jemaat Ahmadiyah) barulah bantuan tahunan
akan disetujui [oleh Kongres]".


Saya berkata kepada semua anggota Jemaat [di Amerika Serikat] supaya menemui Mr. Tony Hall untuk mengucapkan terima-kasih kepadanya dan mengatakan kepadanya supaya menggagalkan resolusi tersebut. Saya tidak suka hal itu. Saya berkata kepadanya: "Kalian (Amerika Sertikat) menghendaki kami selalu bergantung pada Amerika Serikat dan berlari-lari di belakang Amerika Serikat".


Kenyataannya, resolusi itu melawan kepentingan Pakistan dan bekerja melawan arah yang dituju oleh kepentingan Pakistan, dan supaya menjadi partai yang sama sekali bertentangan dengan kepentingan Pakistan, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai fakta-fakta (bukti-bukti), dan kalau tidak menerima fakta-fakta [penentangan terhadap Jemaat Ahmadiyah] itu maka Amerika Serikat tidak akan memberi bantuan kepada Pakistan.


Jika Amerika Serikat tidak memberi bantuan kepada Pakistan, orang-orang Ahmadi juga warga Pakistan [mereka siap untuk memberikan bantuan]. Apa yang mereka (Pemerintah Pakistan) kehendaki dari kami untuk berbuat? Adakah Amerika Serikat menginginkan kami lebih lanjut memisahkan diri dari masyarakat Pakistan dan lalu datang kepada Amerika Serikat dengan memberikan berbagai informasi? Pada saat yang sama kami mengetahui, bahwa pada akhirnya Amerika Serikat pasti akan memberikan bantuan kepada Pakistan.


Tidak peduli apa pun yang akan terbukti (yang akan terjadi), dikemanakan akan kami sembunyikan muka kami? Sesudah kami melakukan ikhtiar guna membuktikan bahwa Pakistan terus menerus tidak bersahabat terhadap orang-orang Ahmadi, dan pada akhirnya suasana pun tetap memberi kesaksian bahwa segala propaganda [buruk] terus dilancarkan terhadap kami.


Saya berkata [kepada Tony Hall]: "Jangan menganggap kami bodoh. Kami mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat, jadi teruskanlah rencana itu! Tetapi saya tidak akan mendatangi partai yang melancarkan rencana jahat itu". Saya pun berkata kepadanya: bahwa saya hanya berterimakasih kepadanya, saya tahu ia seorang yang bermaksud baik, tetapi ia bermain untuk (dengan) beberapa anggota Kongres lainnya yang berada di bawah pengaruh Yahudi. Mereka ingin menciptakan jalan ini. Saya tidak akan ikut-serta.


Pendeknya, segala sesuatu telah terjadi di forum tingkat tertinggi. Kita sepenuhnya mengetahui hal itu, dan kita akan melakukan tindakan sesudah kita mempertimbangkan suara pro dan kontra [dalam Kongres] dan sebagainya. Kemudian kita akan membuat kebijaksanaan politik untuk menandinginya. Nanti akan saya kemukakan kepada Saudara-saudara hal itu. Saudara-saudara [di Indonesia] harus berkumpul dan merancang suatu kebijaksanaan politik yang sama sekali baru. Sebab apa yang telah Saudara-saudara lakukan [di Indonesia selama ini] adalah nol besar (tidak ada artinya).




Menekan Ahmadiyah Melalui Pemimpin Angkatan Bersenjata & Pemberlakuan Undang-undang Darurat Perang

Hal lainnya yang dilakukan Amerika Serikat, di mana saja ia mengingkatkan pengaruhnya, ia langsung berhubungan dengan Angkatan Bersenjata. Pemimpin-pemimpin Angkatan Bersenjata mereka diundang ke Amerika Serikat dengan berbagai kedok untuk kursus ini dan kursus itu. Mereka (para perwira militer) tersebut sama sekali dipegang dan dibawahkan kepada pengaruh Amerika.


Bagaimana pun, mereka tidak mengetahui, bahwa semenjak itu mereka telah "menjadi Amerika."Mereka terpengaruh secara mendalam oleh pikiran dan pola hidup Amerika, dan oleh persahabatan Amerika kepada Angkatan Bersenjata, dan oleh apa yang dilakukan Amerika kepada perwira-perwira tertentu itu untuk memenuhi kepentingan mereka (Amerika Serikat). Tanpa menyadari apa yang sedang terjadi mereka lambat-laun bergeser kepada Amerika Serikat. Walaupun mereka tidak menjadi para pengkhianat secara sadar namun akibat akhirnya tetap sama. Mereka jatuh ke bawah pengaruh Amerika Serikat dan sejak itu Amerika Serikat dapat mendikte mereka.


Semenjak itu, bilamana tokoh-tokoh politik tidak berbuat atau tidak berusaha menzahirkan pengaruh Amerika Serikat maka Undang-undang Darurat Perang diciptakan. Inilah latar belakang diberlakukannya Undang-undang Darurat Perang yang terjadi di dalam sejarah dunia dewasa ini. Banyak Undang-undang Darurat Perang diciptakan oleh Amerika Serikat dan Rusia [di berbagai negara] dengan tujuan yang sama, dengan maksud yang sama, dan dengan metode yang sama.


Akan tetapi, sungguh malang, kebanyakan dari kalangan politisi di dunia tidak menyadari apa yang sedang terjadi terhadap mereka. Tetapi hal itu begitu jelas, alasannya cukup banyak dibuktikan secara luas di dunia bahwa semua itu sedang terjadi.


Lihatlah pengaruh-pengaruh Rusia [di berbagai negara]. Semua berakhir pada Undang-undang Darurat Perang yang pro Rusia. Lihat wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh Amerika Serikat, dimana saja politik di sana tidak menguntungkan Amerika Serikat atau berusaha menjadi tidak tergantung kepada Amerika Serikat, maka wilayah-wilayah tersebut menderita dari (akibat) Undang-undang Darurat Perang. Pimpinan Angkatan Bersenjata atau Penguasa Undang-undang Darurat Perang kemudian mulai mendiktekan berbagai syarat kepada anak-negeri (rakyat), persis seperti mereka didikte oleh majikan-majikan mereka (Rusia dan Amerika Serikat).


Kemudian, apabila Undang-undang Darurat Perang tersebut mengambil langkah-langkah yang Anti-Ahmadiyah yakinlah (merupakan bukti) bahwa perintah itu datang dari luar negeri. Sebab Undang-undang Darurat Perang itu sendiri tidak lepas dari dukungan Amerika Serikat, tidak lepas dari intelijen Amerika Serikat.


Undang-undang Darurat Perang selamanya (selalu) tidak populer [di masyarakat luas negeri-negeri yang secara paksa memberlakukannya]. Oleh karena itu Undang-undang Darurat Perang pasti mendapat dukungan dari tempat lain (luar negeri).



Perbedaan Para Politisi Populer dengan Rezim Diktator

Kita dapat berdiri di atas kaki sendiri di atas bumi atau kita dapat bergantung dengan berpegang pada langit-langit. Tidak ada jalan yang ketiga. Para politisi yang populer di suatu negeri berdiri di atas kaki sendiri di atas tanah mereka sendiri; sedangkan rezim diktator selamanya harus mempunyai langit-langit tempat mereka dapat berpegang (bergantung). Dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia memasok (menyediakan) langit-langit dan tiang [untuk berpegang] kepada mereka supaya mereka (rezim diktator] dapat terus bergantung. Oleh karena itu tindakan apa pun yang mereka ambil (lakukan) tidak pernah dapat berlawanan dengan keinginan-keinginan majikan mereka.


Kalau kita mengkaji Undang-undang Darurat Perang di Bangladesh, sejarah yang serupa sekarang setahap demi setahap membuka tabir hal itu. Di sana bergejolak anti-Ahmadiyah yang di dalamnya Saudi Arabia memainkan peranan yang besar lagi penting. Pengaruh ditanamkan secara bertubi-tubi kepada Jenderal Irshad untuk mengambil (melakukan) langkah, sebagaimana yang telah dilakukan Pemerintah Pakistan terhadap orang-orang Ahmadi. Akan tetapi:


* pertama, Jenderal Irshad, adalah orang yang lebih bertanggungjawab, sangat cakap seperti umumnya seorang Benggali, maka ia akan berhati-hati.


* kedua, watak orang-orang Bangladesh adalah lain.


* ketiga, tekanan atas rakyat tidak sebanyak di negeri lain seperti di Pakistan, di Indonesia, dan di beberapa negeri lainnya.



Oleh karena itu sampai sejauh ini pemerintah [Bangladesh] belum bermain mengikuti irama yang dimainkan oleh Amerika Serikat, tetapi kita tahu bahwa irama ini sedang dimainkan kepada mereka.




"Jebakan" Amerika Serikat Melalui Kementrian Agama

Di mana saja sebuah Kementrian Agama (Departemen Agama) diadakan, hendaknya diingat, selamanya pasti ada sesuatu (kerusuhan) yang terjadi di sana. Suatu ketika saya pernah mengatakan kepada beberapa Presiden negeri-negeri Afrika dan kepada tokoh-tokoh di sana, dalam kesempatan berjumpa dengan mereka saya mengatakan bahwa:


Anda tidak pernah berpikir ke arah ini bahwa di Amerika Serikat tidak ada Kementerian Agama, di Kanada tidak ada Kementerian Agama, di Inggris tidak mempunyai Kementerian Agama. Tidak ada negara mana pun di Eropa yang mempunyai Kementerian Agama. Sedangkan Anda mempunyai karena dibisikkan oleh Amerika Serikat.


Begitu Anda melangkah untuk menciptakan Kementerian [Agama] ini maka peristiwa-peristiwa mulai terjadi di luar kendali Anda. Sebab Kementerian Agama harus membuat kerusuhan. Kalau tidak demikian maka adanya Kementerian tersebut tidak bertujuan apa-apa. Mereka menarik berbagai problema ke sana ke mari dan mengumpulkan beberapa kekuatan atas nama agama kemudian membinasakan kemerdekaan [beragama] di negeri itu sendiri, membinasakan kebebasan [beragama] rakyat sendiri. Jadi, semua kerusuhan atas nama agama tersebut mulai (bersumber) dari Kementerian Agama.


Sekali waktu saya memberi nasihat kepada seorang Presiden dari sebuah negera besar di Afrika Barat: "Perhatikanlah, Anda akan terperangkap dalam situasi ini. Negeri [Anda] akan dibuat tidak stabil dan Anda selamanya tidak akan menemukan damai (kedamaian) kembali jika Anda masuk ke dalam jebakan ini dan mulai bermain menurut irama mereka (Amerika Serikat)".

Ia (Presiden) mengambil tindakan dengan segera. Ia mengerti segala sesuatu. Akan tetapi Afrika adalah lain (berbeda) dari negeri-negeri lainnya di dunia. Para Pemimpin Afrika lebih terbuka untuk menerima logika dan imbauan daripada (dibandingkan dengan) para pemimpin lainnya di dunia. Bangsa Afrika pun berpikiran sangat terbuka. Oleh karena itu Ahmadiyah menyebar dengan sangat cepat dan luas di sini (Afrika). Sebab bilamana mereka mengetahui sesuatu yang baik dan benar maka mereka mempunyai keberanian sesuai dengan watak asli bangsa Afrika: "Baiklah, kami mengerti dan menerima ini".


Hal demikian tidak terdapat di Indonesia, tidak terdapat di India dan Pakistan. Di ketiga negeri tersebut para pemimpin beranggapan bahwa diri mereka sangat cerdik dan sangat cakap. Mereka berkata: "Bagus, kebijakan itu adalah kebijakan Anda. Anda mempunyai kebijakan, tetapi kami [lebih] mengetahui apa yang harus kami lakukan; kami mengetahui kepentingan kami". Hal (sikap) serupa itu tidak ada di Afrika.




Umumnya Rakyat Afrika Membutuhkan Makanan dan Pendidikan, bukan Madrasah

Ketika pada sekali peristiwa saya berbicara mengenai politik Amerika Serikat dengan perantaraan Saudi Arabia untuk menggoyahkan kestabilan Afrika, maka dengan serta-merta timbul protes keras dari lobby Saudi Arabia dan lobby Amerika Serikat. Saya merasa heran mengetahui adanya dukungan kuat terhadap perjuangan saya, di publik (masyarakat), di televisi, di radio. Tiba-tiba membanjir dukungan terhadap perjuangan saya. Mereka mengatakan:


"Ia (Khalifah Ahmadiyah) bicara bijak, dengarkan dia, kalian keliru menentang dia. Apa yang dia katakan itu benar dan kita harus waspada akan (terhadap) usaha merusak kestabilan Afrika melalui kekuatan-kekuatan ini (Amerika Serikat dan Saudi Arabia)".


Saya berkata kepada mereka: "Tengoklah, kalian hampir mati kelaparan, seperti di Ethiopia, di Sudan, dan di negeri lainnya. Apa yang dibawa oleh Saudi Arabia untuk kalian? Mesjid, madrasah, untuk menciptakan para ulama. Apakah akan kalian makan semua itu?"


Saya berkata lagi: "Tidak, justru merekalah yang akan memakan kalian hidup-hidup. Mereka tidak akan pernah merasa puas dengan darah manusia. Berilah mereka darah manusia, maka mereka mau lebih banyak lagi, kemudian akan memakan daging kalian. Mereka akan menghancurkan rasa damai kalian!"


Nah, bahasa yang seperti ini dimengerti oleh orang-orang Afrika. Mereka mengetahui benar dan dengan demikian mereka tertawa terbahak-bahak:


"Ya, ya, kami tahu itu! Semuanya itu omong-kosong dan goblok.Kami memerlukan sekolah-sekolah umum (sekular); kami memerlukan pendidikan, sains dan lain-lain. Orang-orang Ahmadi datang dan memberi kami semua itu, sedangkan Saudi Arabia datang dan mendirikan madrasah baru dan menambah lebih banyak ulama. Untuk apa?"


Pendek kata, apa yang terjadi itu semuanya melalui Kementerian Agama. Mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) menyuap menterinya dan memberi mereka bantuan dalam bentuk dollar serta mengatakan: "Belanjakanlah uang itu dalam mata uang Anda dan belanjakanlah dollar itu sekehendak Anda". Maka siapakah yang tidak jatuh hatinya dengan cara ini? Akan tetapi orang-orang Afrika tetap (sekali pun) mencoba menerima suapan ini akan tetapi tidak mau menuruti kemauan mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia). Ini suatu politik bagus orang-orang Afrika tetapi sedikit mematahkan hati mereka (Amerika Serikat dan Saudi Arabia) itu.



Sikap Bijaksana Presiden Gambia

Sekali peristiwa, seorang Menteri Agama – nama dan negerinya tidak akan saya sebutkan – berkata kepada saya sesudah kami berbincang-bincang: "Coba perhatikan, saya akan menceritakan sesuatu yang menarik hati kepada Anda. Saudi Arabia menawarkan sogokan (suapan) kepada saya secara langsung dengan imbalannya saya harus melakukan ini dan itu".


Saya berkata: Lalu bagaimana? Kata dia: "Ya, kami menerimanya, kami tidak dapat menolak, akan tetapi kami bergerak secara sadar. Dengan suapan atau tanpa suapan, kami mengetahui apa yang sedang terjadi [di negara kami]. Dengan demikian biarlah mereka memberi uang kepada kami jika mereka suka. Lumayan!"


Akan tetapi pada beberapa kasus lainnya suapan itu berbuntut (berekor) lebih lanjut. Upaya yang sangat jahat dilakukan untuk meyakinkan beberapa negeri Afrika agar mereka mengambil langkah (tindakan)  anti-Ahmadiyah seperti di Pakistan. Ini terjadi, misalnya, di Gambia.


Ketika Presiden Gambia berkunjung ke Pakistan beberapa minggu sebelum kematian Jenderal Zia [ul-Haqq]. Jenderal Zia menawarkan jasa kepadanya suatu paket pembangunan industri dan sejumlah uang yang besar akan dibelanjakan di Gambia, sungguh pun uang itu bukan dari Pemerintah Pakistan melainkan dari Amerika Serikat atau dari sumber-sumber lainnya. Jenderal Zia berkata bahwa ia akan memberi kepadanya uang ini dengan syarat harus mengadakan langkah-langkah anti-Ahmadiyah seperti di negeri Pakistan.


Presiden Gambia adalah Presiden sebuah negara yang paling miskin di Afrika, tetapi ia seorang bijaksana, seorang pemimpin sejati, sangat jujur dan mempunyai rasa tanggungjawab untuk memelihara iklim damai di negerinya, dan keadaan di Gambia jauh lebih baik daripada negeri Afrika lainnya. Ia berkata:


"Tidak perlu begitu, silakan makan sendiri, saya akan pulang kembali ke tanah air (negeri) saya".


Kemudian ia berkata kepada istrinya dengan sangat marah:

"Orang-orang ini benar-benar bedebah! Mereka mau menyogok kita dan membeli iman kita serta integritas kita! Bagaimana kita dapat berlaku kejam kepada Ahmadiyah yang telah begitu banyak berbuat untuk kepentingan negeri kita hanya semata-mata untuk berkhidmat?"




Kemunafikan Negara-negara Barat

Begitulah, masih ada kejujuran di Afrika, walau pun korupsi juga ada di sana. Akan tetapi di dalam lubuk hatinya mereka jujur. Itulah sebabnya saya senantiasa mengatakan kepada bangsa Barat bahwa kejujuran mereka hanya tampak di permukaan, tetapi jauh di dalam batinnya mereka sangat korup. Sedangkan orang-orang Afrika ketidak-jujuran tersebut nampak di permukaan, tetapi jauh di dalam batinnya mereka adalah bangsa yang sangat jujur. Sebab ketidak-jujuran tersebut belum menembus lebih jauh ke dalam kalangan Angkatan Bersenjata.


Akan hal para diplomat orang-orang Barat, mereka membuat makar dalam kejujuran, integritas, peradaban. Jauh di dalam batinnya mereka mengetahui sendiri, mereka merampok seluruh dunia dan menyesatkan dunia serta mereka berlaku kejam terhadap negeri-negeri Dunia Ketiga. Mereka memperluas jarak antara mereka dengan bangsa-bangsa yang miskin. Jadi, inilah landasan ketidak-jujuran.


Apa yang saya terangkan kepada Saudara-saudara ialah dimana-mana di seluruh dunia rencana (makar-buruk) ini sedang berjalan (berlangsung). Kita menyadari penuh mengenai mereka. Kita akan mengambil segala macam langkah dengan bantuan Allah, insya Allah. Kita akan melangkahkan kekuatan dengan bantuan Allah, insya Allah. Kita akan mengalahkan kekuatan besar ini. Tetapi Saudara-saudara harus mulai bergerak dengan arah yang benar. Saudara-saudara harus memperhatikan dan mempertimbangkan semua fakta ini. Duduklah bersama-sama dan ketahuilah keterbatasan kekuatan Saudara-saudara. Namun demikian berupayalah dengan lebih bijaksana guna mengalahkan motif lebih lanjut kekuatan besar yang sedang bersekongkol terhadap Jemaat Ahmadiyah dan Islam di negeri Saudara-saudara.






---------ooo000ooo---------







Diterjemahkan oleh R. Ahmad Anwar


Diedit oleh Ruhdiyyat Ayyubi Ahmad


Re-edit oleh Rakeeman R.A.M. Jumaan